spot_img
spot_img

Lansia di Tangerang Selatan Meninggal Dunia Usai Antre Gas 3 Kg

ALINIANEWS.COM (Tangerang Selatan) – Kelangkaan gas elpiji 3 kg di wilayah Tangerang Selatan, Banten, telah menyebabkan sejumlah peristiwa tragis dan ketegangan di masyarakat.

Salah satu insiden yang mencuat adalah kematian seorang lansia bernama Y (62), warga Pamulang Barat, yang meninggal dunia setelah kelelahan mengantre untuk membeli gas elpiji 3 kg. Y, yang berangkat dari rumah sekitar pukul 11.00 WIB, harus berjalan kaki sejauh 500 meter menuju agen gas.

Setelah membeli gas, ia merasa sangat lelah dan beristirahat di sebuah toko. Namun, beberapa saat kemudian, Y pingsan dan dinyatakan meninggal dunia setelah dibawa ke rumah sakit.

Iklan
BACA JUGA  Mengejutkan, 83,87 Persen Guru Besar Indonesia Publikasikan Artikelnya di  "Jurnal Predator"

Dilansir dari akurat.co, dugaan sementara adalah kelelahan yang disebabkan antrean panjang dan cuaca panas memperburuk kondisi kesehatan Y, yang berisiko fatal bagi lansia. Peristiwa ini semakin memperlihatkan dampak buruk dari kelangkaan gas elpiji 3 kg yang memaksa warga untuk antre berjam-jam demi memperoleh kebutuhan pokok tersebut.

Tidak hanya masalah kematian yang mengemuka, ketegangan juga terjadi di pangkalan gas elpiji. Pada Senin (3/2/2025), seorang lansia bernama Yonih (62) meninggal dunia setelah kelelahan mengantre untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg di agen terdekat.
060433200 1738553335 Screenshot 20250203 101834
Antrean mengular masyarakat yang ingin membeli gas tabung 3Kg terlihat di depan agen di Jalan Palem Raya, tepatnya depan Masjid Ar Royyan Cibodas, Kota Tangerang, Senin (3/1/2025).

Dikutip dari liputan6.com, Yonih yang tinggal di Pamulang Barat berangkat pagi-pagi dari rumahnya menuju agen gas yang berjarak sekitar 300 meter. Sekitar pukul 11.00 WIB, warga yang melihat Yonih berjalan sempoyongan langsung membantunya untuk beristirahat. Namun, Yonih terjatuh dan tak sadarkan diri.

BACA JUGA  Kabar Gembira, Tunjangan Guru ASN Dikirim Langsung ke Rekening

Setelah dibawa ke rumah sakit, Yonih dinyatakan meninggal dunia pada pukul 13.30 WIB. Dedi, kerabat korban, menduga bahwa kelelahan akibat antrean panjang dan rutinitas berat seperti berjualan nasi uduk pada pagi hari memperburuk kondisi Yonih. Selain itu, aksi protes yang meletus di pangkalan gas juga menjadi bagian dari ketegangan yang terjadi.

Warga yang kecewa karena tidak mendapatkan gas, menemukan kenyataan bahwa gas yang ditunggu-tunggu ternyata telah habis meski masih ada tabung yang tersisa, yang ditutup dengan tabung kosong. Protes ini sempat memicu adu mulut antara warga dan petugas yang mengelola agen gas.

Krisis gas elpiji 3 kg ini menimbulkan dampak yang luas, tidak hanya mengancam kesehatan, tetapi juga menciptakan ketegangan sosial. Banyak warga yang mengandalkan gas tersebut, baik untuk keperluan rumah tangga maupun usaha, terpaksa menghadapi antrean panjang dan kondisi yang semakin buruk. (at)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.