JAKARTA, ALINIANEWS.COM – Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan, Kamis (30/10/2025), menarik perhatian dunia, termasuk Presiden RI Prabowo Subianto.
Prabowo menyebut kedua pemimpin itu memiliki pengaruh besar terhadap stabilitas global dan menilai pertemuan mereka berlangsung positif.
“Alhamdulillah, ketemu Presiden Trump dari Amerika, jumpa dengan Presiden Xi Jinping. Saya dengar juga suasananya positif lah,” ujar Prabowo saat menghadiri KTT APEC 2025 di Korea Selatan, Jumat (31/10/2025).

“Dan ya ini yang kita harapkan, karena akan sangat mempengaruhi ketenangan dunia. Dan ekonomi dunia sangat tergantung ketenangan,” tambahnya.
Pertemuan antara Trump dan Xi disebut membahas upaya bersama dalam menciptakan perdamaian dunia. Dalam pertemuan itu, Xi memuji kontribusi Trump terhadap penyelesaian sejumlah konflik internasional.
“Anda sangat peduli terhadap perdamaian dunia, dan sangat antusias dalam menyelesaikan berbagai isu panas di kawasan. Saya menghargai kontribusi besar Anda dalam tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza baru-baru ini,” kata Xi kepada Trump, dikutip dari Antara.
Xi juga menyoroti peran Trump dalam perjanjian damai antara Kamboja dan Thailand yang ditandatangani pada Minggu (26/10/2025), setelah kedua negara terlibat bentrokan mematikan di perbatasan pada Juli lalu.
Pertemuan di Busan menjadi momen penting karena merupakan yang pertama bagi keduanya dalam enam tahun terakhir. Trump dan Xi terakhir kali bertemu pada Juni 2019 di KTT G20 Osaka, Jepang.
“Dunia saat ini dihadapkan pada banyak masalah sulit. China dan Amerika Serikat dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kami sebagai negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan nyata demi kebaikan kedua negara dan seluruh dunia,” ujar Xi.
“Mengingat kondisi nasional kita yang berbeda, kita tidak selalu sependapat, dan wajar bagi dua ekonomi terbesar dunia untuk sesekali mengalami gesekan,” lanjutnya.
Dikutip dari Reuters, Jumat (31/10/2025), Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat dan China telah mencapai kesepakatan penting terkait perdagangan. AS akan memangkas tarif impor terhadap produk dari Negeri Tirai Bambu, sementara China berjanji menindak perdagangan ilegal fentanyl, kembali membeli kedelai dari AS, serta menjaga stabilitas ekspor logam tanah jarang.
Trump menyebut tarif impor terhadap produk China akan turun dari 57 persen menjadi 47 persen, termasuk memangkas separuh tarif terkait perdagangan bahan baku fentanyl.
Menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent, China juga berkomitmen membeli 12 juta ton kedelai dari AS hingga Januari, serta melanjutkan pembelian 25 juta ton per tahun selama tiga tahun berikutnya. Selain itu, China menyetujui perjanjian yang membuka jalan bagi TikTok untuk beroperasi di bawah kepemilikan pihak AS.
Trump menambahkan bahwa China akan membeli minyak dan gas dari AS. Bessent bahkan menyebut Xi telah menyatakan minat untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan pipa minyak baru di Alaska, meski tanpa rincian lebih lanjut.
Sementara itu, sebagai bagian dari kesepakatan, AS akan menangguhkan selama satu tahun kebijakan baru yang melarang ribuan perusahaan China menerima teknologi asal AS apabila dimiliki sebagian oleh entitas yang masuk daftar sanksi.
Xi menilai hasil pembicaraan tersebut menciptakan fondasi kuat dan suasana positif bagi hubungan bilateral kedua negara. “Dalam menghadapi angin, gelombang, dan tantangan, Anda dan saya sebagai nakhoda hubungan China-AS harus tetap berada di jalur yang benar dan memastikan kapal besar hubungan China-AS berlayar maju dengan stabil,” tegas Xi.
Trump menggambarkan pertemuan itu sebagai sesuatu yang luar biasa. “Kami mencapai banyak hal besar hari ini,” ujarnya singkat. (*/Rel)




