ALINIANEWS.COM (Padang Panjang) – Di ruang studio lukis, ISI Padang Panjang. Berjarak tiga minggu dari peristiwa pembatalan pameran tunggal Yos Suprapto di Galeri Nasional Indonesia (GNI), isu ketahanan pangan kembali menjadi sumber karya lukisan.
Kali ini, isu tersebut diangkat oleh Siddiq, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Yos Suprapto (72 tahun) mengangkat tema” Kebangkitan” Tanah Untuk Kedaulatan Pangan,” sedangkan Siddiq (23 tahun) mengusung tema “Pertanian dan Konflik Sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis.”
Sebagai tugas akhir studi di Program Studi Seni Murni di ISI Padang Panjang, Siddiq menciptakan lima lukisan untuk pameran karyanya. Tentu, sangat berbeda dengan 30 lukisan Yos Suprapto yang rencananya akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia , 20 Desember 2024-20 Januari 2025.
Setelah melalui berbagai mata kuliah selama sembilan semester, Siddiq memberanikan diri memilih isu pangan dalam penciptaan karya tugas akhirnya.
“Alasan utamanya karena fenomena lilitan hutang dan rendahnya jumlah hasil panen yang diperoleh petani di kampung saya, Pasaman.” Siddiq menjelaskan latar belakang pemilihan tema lukisannya.
“Orang kampung saya sangat bergantung pada ketersediaan pupuk pabrik, pestisida, dan anti hama dalam pengolahan tanaman padinya. Kesemuanya menambah jumlah biaya selama proses pengolahan. Mulai dari mencangkul hingga panen,” lanjut Siddiq.
“Untuk mengatasinya, banyak orang kampung saya merubah fungsi lahan sawahnya dari menanam padi menjadi tanaman jagung, bahkan ada yang beralih menanam sawit. Namun, alih-alih temukan solusi, mereka malah lebih susah lagi. Lahan jadi kering, biaya produksi lebih tinggi,” sambung Siddiq.
Alasan itu pula yang melahirkan lima karya Siddiq: Retak, Pecah Perang, Perang 2, Tanpa Arah, dan Bersuara. Simbol dominan yang Siddiq pakai dalam kelima lukisannya adalah simbol padi, lesung, kerbau, sawit, dan padi.
“Sebagai karya, masih perlu pendalaman lebih” jelas Rica Rian,S.Sn, M.Sn, ketua program studi seni murni ISI Padang Panjang dalam sambutan pembukaannya. “Ini karya yang berani. Ia berani menggarap tema yang menjadi persoalan global,” terang Ahmad Baharuddin, S.Sn, M.Sn (wakil dekan I Fakultas Seni Rupa dan Desain,ISI Padang Panjang) pada sambutan sekaligus membuka secara resmi pameran tersebut.
Kontributor: Arbi Tanjung