JAKARTA, ALINIANEWS.COM — Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan latar belakang lahirnya gagasan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kini menjadi salah satu program unggulan pemerintahannya. Ide tersebut berawal dari pengalamannya berkeliling Indonesia selama bertahun-tahun mengikuti pemilihan presiden sejak 2009.
Hal itu disampaikan Prabowo saat berdialog dengan Chairman dan Editor in Chief Forbes, Malcolm Stevenson Jr (Steve Forbes), dalam acara Forbes Global CEO Conference 2025 di Hotel St. Regis, Jakarta Pusat, Rabu (15/10/2025) malam.
“Saya telah kampanye, mengikuti Pilpres, saya rasa sudah lima kali dalam 20–25 tahun terakhir. Dari lima kali saya Pilpres, empat kali saya kalah, yang terakhir saya menang,” ujar Prabowo membuka kisahnya.
Melihat Stunting di Depan Mata
Dalam setiap kunjungan kampanye, Prabowo kerap disambut oleh anak-anak di berbagai daerah. Namun, dari sanalah ia menyaksikan langsung kondisi gizi buruk dan stunting di Indonesia.
“Ketika saya berpikir bahwa anak laki-laki di depan saya pasti baru berusia empat tahun karena tubuhnya, dia menjawab bahwa dia berusia 10 tahun. Dan anak perempuan yang saya pikir baru berusia lima tahun, ternyata berusia 11 tahun. Dan begitu seterusnya, jadi saya terkejut,” ungkapnya.
Mantan Menteri Pertahanan itu mengaku tersentuh melihat kemiskinan dan kekurangan gizi yang masih dialami anak-anak Indonesia.
“Saya melihat kemiskinan di mata saya, dan sangat sulit bagi orang-orang yang hidup di kalangan elite untuk memahami bahwa anak-anak terkadang hanya bisa makan nasi dengan garam. Dan itu membuat saya berpikir,” tuturnya.
Terinspirasi dari Program Luar Negeri
Pengalaman tersebut membuat Prabowo menelusuri program serupa di berbagai negara. Ia mencontohkan Amerika Serikat, Inggris, Brasil, dan India yang telah lebih dulu menerapkan program makan gratis di sekolah.
“Saya bilang ke tim, kalau India bisa, kenapa Indonesia enggak bisa? India juga sudah menerapkan program itu sejak 2010,” ucap Prabowo.
Menurutnya, ide MBG pertama kali ia cetuskan pada tahun 2023, menjelang pencalonannya dalam Pilpres 2024.
“Ketika saya mulai mencalonkan diri, itu sekitar tahun 2023, saya rasa. Dan saat itu, ada 77 negara yang memiliki program makanan gratis. Jadi saya bilang Indonesia harus berada di urutan ke-78 atau ke-79. Jadi kami mulai merencanakan dan saya mengumumkannya sebagai program kampanye saya. Dan kami merancangnya,” kata Prabowo.
Sudah Menjangkau 35,4 Juta Penerima
Kini, program Makan Bergizi Gratis telah berjalan dan diklaim telah menjangkau 35,4 juta penerima manfaat, yang meliputi anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Pemerintah juga telah membangun 11.900 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG di seluruh Indonesia.
Prabowo pun menyadari adanya sejumlah kasus keracunan dalam pelaksanaan program MBG. Namun, ia menegaskan angka kejadian tersebut sangat kecil dibandingkan total penerima manfaat.
“Saya enggak mau membuat alasan, kami meyakini program ini akan mencapai nol kesalahan,” ujarnya.
Prabowo menyebut angka kasus keracunan yang terjadi hanya sebesar 0,0007 persen, dan pemerintah terus memperbaiki sistem pengawasan agar tidak terulang.
Melalui MBG, Prabowo menegaskan komitmennya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia sejak dini. Program ini, katanya, bukan sekadar bantuan pangan, tetapi investasi untuk masa depan bangsa.
“Saya melihat langsung secara fisik, saya melihat fenomena stunting, malnutrisi, dan kemiskinan. Karena itu, saya yakin program ini harus kita jalankan dengan sepenuh hati,” tutur Prabowo. (*/Rel)