JAKARTA, ALINIANEWS.COM – Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi langsung kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk melakukan revitalisasi terhadap pabrik-pabrik pupuk milik negara. Langkah strategis ini ditempuh guna meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya distribusi, serta menjamin ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau bagi petani di seluruh Indonesia.
Instruksi tersebut disampaikan Presiden dalam rapat terbatas yang digelar di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025). Dalam rapat itu, Prabowo menekankan pentingnya perbaikan sistem produksi dan distribusi pupuk nasional sebagai bagian dari upaya besar pemerintah mewujudkan swasembada pangan.
“Menteri Pertanian diminta mencari skema dan terobosan agar ketersediaan pupuk aman, dan apabila memungkinkan melakukan revitalisasi pabrik-pabrik pupuk yang kita miliki,” ujar Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dalam keterangannya, Jumat (17/10).

Prasetyo menjelaskan, Presiden ingin agar kebijakan revitalisasi tidak hanya menjamin pasokan pupuk yang cukup, tetapi juga membuat sistem produksi menjadi lebih efisien. “Tujuannya agar jauh lebih efisien dan bisa menurunkan harga pupuk, harapannya meringankan para petani kita,” ucapnya.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman menyatakan kesiapan penuh untuk menjalankan perintah Presiden. Ia menilai revitalisasi pabrik pupuk merupakan langkah penting dalam memperkuat sistem ketahanan pangan nasional berbasis pada kemandirian produksi. “Kami tentu siap melaksanakan arahan Presiden Prabowo. Revitalisasi pabrik pupuk akan kami dorong agar produksi lebih efisien, pasokan lebih stabil, dan harga lebih terjangkau bagi petani. Ini sejalan dengan semangat besar pemerintah untuk mencapai swasembada pangan,” kata Amran.
Sebagai langkah awal, Kementerian Pertanian bersama PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1,2 juta ton atau sekitar 259 persen dari ketentuan minimum stok yang dipersyaratkan pemerintah. Selain itu, sebanyak 480 ribu ton pupuk non-subsidi juga telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan petani di luar alokasi subsidi, khususnya menghadapi musim tanam Oktober 2025 hingga Maret 2026.
Amran optimistis, revitalisasi pabrik pupuk akan memperkuat fondasi pertanian nasional. Dengan sistem produksi yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan, ia berharap biaya produksi pertanian dapat ditekan dan kesejahteraan petani meningkat. “Dengan sistem produksi pupuk yang lebih modern, efisien, dan ramah lingkungan, diharapkan biaya produksi pertanian dapat ditekan dan kesejahteraan petani semakin meningkat,” ujarnya.
Dalam rapat terbatas itu, Prabowo juga memberi arahan kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto untuk memperkuat sumber daya manusia di bidang Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM). Brian mendapat tugas khusus meneliti teknologi pendukung swasembada energi dan pangan, termasuk riset di bidang bibit unggul dan pengelolaan sumber daya mineral.
“Di antaranya teknologi tentang bibit, kemudian teknologi di bidang mineral termasuk turunan-turunannya dari sumber daya alam-sumber daya alam mineral yang kita miliki,” tutur Prasetyo.
Rapat di Kertanegara tersebut turut dihadiri sejumlah menteri Kabinet Merah Putih, antara lain Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah Angga Raka Prabowo, serta Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Instruksi revitalisasi pabrik pupuk ini menjadi sinyal kuat dari Presiden Prabowo bahwa pemerintah berkomitmen penuh memperkuat fondasi ketahanan pangan nasional, menekan ketergantungan impor, serta memastikan petani menjadi bagian utama dari pembangunan ekonomi Indonesia yang berdaulat. (*/Rel)