Sastrawan Muhammad Subhan, Gus tf Sakai, dan Sulaiman Juned.
PADANG PANJANG, ALINIANEWS.COM –Komunitas Seni Kuflet Padang Panjang menerima kunjungan peserta Residensi Belajar Bersama Maestro (BBM) Bidang Seni Sastra, Program Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung Minggu (3/8/2025) sejak pukul 09.00 WIB ini menjadi momen penting bagi pertukaran gagasan antara Komunitas Seni Lokal dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Ketua Harian Komunitas Seni Kuflet Nofal Dwi Saputra, mengatakan, peserta program BBM Seni Sastra berasal dari daerah seperti Padang, Banten, Purwokerto, Denpasar, Mataram, Manado, Yogyakarta, dan Semarang. “Mereka dibimbing langsung oleh Sastrawan Gus tf. Sakai, dengan pendampingan oleh Muhammad Subhan selama masa residensi,” ujarnya.
Pendiri Komunitas Seni Kuflet Dr. Sulaiman Juned, M.Sn membagikan kisah lahirnya komunitas ini, yang awalnya fokus pada dunia sastra namun kini berkembang menjadi ruang lintas bidang keilmuan dan ekspresi seni.
Sulaiman Juned menjelaskan, bahwa ia memilih menulis sebagai jalan hidup. Tulisan bukan sekadar karya, tapi bisa menjadi bahan pembelajaran, bahkan penyembuhan secara psikologis bagi masyarakat. “Inilah ruang pembelajaran, baik untuk diri sendiri maupun orang lain,” ungkap Sulaiman yang juga Sutradara Teater dan Dosen Teater di ISI Padangpanjang.
Sulaiman menjelaskan nama Kuflet berasal dari bahasa Yunani yakni Kuplet yang berarti Bait dalam puisi, kemudian diubah menjadi Kuflet, dalam puisi pada bait memiliki ikat yang kuat. Kami mengganti huruf ‘p’ menjadi ‘f’, sebagai simbol ikatan yang menyatukan berbagai pemikiran dan kreativitas.
Berbagai pertanyaan dari peserta turut mencairkan suasana diskusi. Mulai dari bagaimana Sulaiman bertahan dengan dunia kepenulisan, hingga optimisme terhadap masa depan teater. Ia juga membagikan tips bagaimana sebuah komunitas bisa bertahan lama: konsistensi, rasa memiliki bersama, dan semangat untuk terus belajar.
Sekretaris Komunitas Seni Kuflet Teuku Abdul Aziz Alfaruq mengatakan, Kunjungan ini menjadi bukti bahwa komunitas lokal yang suaranya menasional seperti Kuflet tetap menjadi titik temu yang relevan antara generasi muda dalam dunia seni, sekaligus menjadi inspirasi dalam menjaga keberlanjutan praktik sastra di tengah zaman yang terus berubah. (MURSIDIQ/NAL)