spot_img
spot_img

Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Masuki Tahap Krusial

Foto: Dok. Istimewa

BANYUWANGI, ALINIANEWS.COM – Tim SAR gabungan terus melakukan pemantauan intensif terhadap bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali. Pemantauan dilakukan melalui kamera bawah air atau Remotely Operated Vehicle (ROV) yang menunjukkan bahwa kapal dalam kondisi terbalik di dasar laut dan diduga masih menyimpan korban di dalamnya.

“Bangkai kapal KMP Tunu Pratama Jaya dalam posisi tengkurap dengan lambung menghadap ke atas. Dari pantauan bawah air, ada kemungkinan korban masih berada di dalam kapal,” ujar Dirpolairud Polda Jawa Timur, Kombes Pol Arman Asmara Syarifuddin dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV, Selasa, 15 Juli 2025.

Iklan

Rekaman ROV memperlihatkan detail interior kapal, termasuk beberapa ruangan yang diyakini sebagai lokasi korban terjebak. Visual ini menjadi bahan penting investigasi Basarnas sebelum dilaporkan ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Namun, pencarian korban terkendala kondisi alam. Menurut Arman, arus laut kuat, gelombang tinggi, dan angin kencang menghambat penyelaman. “Titik koordinat bangkai kapal bahkan bergeser hingga 250 meter setiap hari,” jelasnya.

Hingga Selasa (15/7), sebanyak 18 korban dinyatakan meninggal dunia. Sebanyak 30 orang berhasil selamat, sementara 17 lainnya masih dalam pencarian. Selama lima hari terakhir, operasi dilakukan pagi, siang, dan malam.

Basarnas telah memperpanjang masa pencarian selama tujuh hari ke depan sejak bangkai kapal ditemukan pada Sabtu (12/7). Kapal ditemukan oleh kamera bawah air milik Ditpolair Polda Jawa Timur di kedalaman 40 hingga 50 meter dari permukaan laut.

BACA JUGA  Kopdes Merah Putih Siap Diresmikan 21 Juli, Zulhas: Fokus Usaha, Bukan Uang!

Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas, R. Eko Suyatno, selaku SAR Mission Coordinator (SMC), mengatakan operasi SAR masih melibatkan berbagai unsur, termasuk Basarnas Surabaya, Pos SAR Banyuwangi, TNI AL (Lanal Banyuwangi), Polres Banyuwangi, BMKG, tim DVI, dan unsur SAR lainnya.

“Seluruh komponen SAR masih tetap berada di bawah komando SMC,” tegas Eko.

ROV milik Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang diterjunkan dari Kapal Masalembo juga sempat mengalami kendala teknis. “Tapi ROV mengalami blackout pada kedalaman 19,2 meter akibat arus bawah laut yang sangat kuat,” kata Eko.

Meski terbalik, bangkai kapal disebut dalam kondisi masih utuh. “Masih utuh, gambaran yang kita dapat masih utuh, dan selama kita nyari juga nggak ada tumpahan minyak, bocor, nggak ada, selama saya 13 hari di sini,” ujar Eko.

Ia menyebutkan, proses investigasi dan pengangkatan bangkai kapal (salvage) akan dilakukan dalam waktu dekat. “Ini juga nanti ada kegiatan untuk kepentingan investigasi pasti ada kepentingan salvage juga. Nah di sinilah bergabung fase-fasenya, fase investigasi dengan fase pengangkatan bangkai kapal itu bisa bergabung,” jelasnya.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu, 2 Juli 2025, saat mengangkut 53 penumpang, 12 anak buah kapal, dan 22 unit kendaraan. Tragedi ini memicu operasi pencarian besar-besaran di perairan Selat Bali, yang kini memasuki tahap krusial investigasi dan evakuasi bangkai kapal. (*/rel)

BACA JUGA  Analisis Berita: Hibah Tanpa Pertanggungjawaban, Luka Lama yang Terus Diulang
spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses