spot_img
spot_img

Kampung Inggris Alinia Dharmasraya Tanda Tangani Kerja Sama Strategis dengan Basic English Course Pare

SITIUNG, ALINIANEWS.COM – Kampung Inggris Alinia Dharmasraya milik Yayasan Alinia Entrepreneur Indonesia, Minggu (20/7/2025) di Alinia Park  & Resort, Nagari Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Provinsi Sumatera Barat, menandatangani Kesepakatan Kerja Sama dengan PT Kampung Inggris Kalend yang menaungi lembaga kursus Basic English Course (BEC) Pare Kediri Jawa Timur milik KH. Muhammad Kalend Owen perintis Kampung Inggris. Kesepakatan kerja sama itu terkait Pendidikan dan Pelatihan Tutor Kampung Inggris Alinia.

Kesepakatan tersebut ditandatangani pihak pertama Hj Harmita, SKM, MM., Ketua Yayaysan Alinia Entrepreneur Indonesia dan M Fuad Al Muttaqin, S.Pd., sebagai Direktur PT KIK, dengan saksi Drs. H. Marlis, MM., Pembina Yayasan Alinia Institute dan Hj Melisa Yulianty, SH, MH. Adv., dari Legal Corporate PT Kampung Inggris Kalend.

Pembina Yayasan Alinia Institute Marlis mengatakan,  kerja sama dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan tutor Kampung Inggris Alinia dalam pendidikan dan pelatihan Bahasa Inggris yang maksimal. “Kita berharap kemampuan para tutor mengajar bahasa Inggris dengan metoda Pengajaran Khusus Lembaga Basic English Course (BEC) Pare Kediri, Jawa Timur, semakin meningkat dan optimal,” ujarnya.

Iklan

IMG 20250720 WA0024

Kampung Inggris Pare Bermula Dari Serambi Masjid

Di tengah sawah dan kesederhanaan Desa Tulungrejo dan Pelem, Kecamatan Pare, Kediri, Jawa Timur, berdirilah sebuah komunitas belajar yang kini dikenal luas sebagai Kampung Inggris. Dari sebuah inisiatif kecil di serambi masjid, kampung ini menjelma menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris terbesar di Indonesia, bahkan Asia Tenggara. Cerita ini bukan sekadar soal bahasa, tapi juga tentang tekad, pendidikan akar rumput, dan transformasi sosial yang menginspirasi.

Awal yang Sederhana: Dari Kalimantan ke Pare

Cikal bakal Kampung Inggris dimulai pada tahun 1976. Mohammad Kalend Osen—seorang santri asal Kalimantan Timur yang akrab disapa Mr. Kalend—berpindah ke Pesantren Darul Falah di Pare setelah mengalami keterbatasan ekonomi. Di pondok ini, ia berguru pada KH Ahmad Yazid, seorang ulama yang dikenal menguasai berbagai bahasa asing, termasuk Inggris.

BACA JUGA  EDITORIAL: Vonis Tom Lembong dan Rapuhnya Pilar Keadilan Kita

Momentum lahirnya kampung belajar ini terjadi ketika Mr. Kalend diminta membantu dua mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya yang akan menghadapi ujian bahasa Inggris. Dalam waktu lima hari, Kalend mengajari mereka secara intensif di serambi masjid. Hasilnya? Mereka lulus dengan hasil memuaskan. Cerita ini tersebar dari mulut ke mulut. Sejak itulah orang mulai berdatangan.

Pada tanggal 15 Juni 1977, Kalend mendirikan lembaga kursus pertamanya: Basic English Course (BEC), dengan hanya enam siswa. Tak ada papan nama mewah atau ruang kelas permanen kala itu—semangat dan ketulusan menjadi modal utama.

Melejit Menjadi Magnet Belajar Bahasa

Kejayaan BEC membuka jalan bagi alumninya untuk mendirikan lembaga kursus baru. Lahir pula Happy English Course (HEC), EECC, dan banyak lagi. Dalam dua dekade, jumlah lembaga meroket. Menjelang tahun 2000-an, kampung ini telah menjadi destinasi pelajar dari seluruh penjuru negeri.

Saat ini, terdapat lebih dari 100—bahkan beberapa menyebut lebih dari 250—lembaga kursus yang tersebar di dua desa. Dengan sistem belajar unik—intensif, berbasis praktik, dan lingkungan English area—Pare menjadi tujuan favorit bagi siapa pun yang ingin belajar bahasa Inggris dengan biaya terjangkau.

Tak sedikit pelajar yang menghabiskan satu hingga enam bulan di kampung ini. Mereka tinggal di kos-kosan atau asrama yang menerapkan aturan wajib berbahasa Inggris setiap hari. Suasana ini menciptakan komunitas yang bukan hanya belajar di kelas, tapi juga dalam percakapan sehari-hari, di warung, jalanan, hingga lapangan.

Transformasi Budaya dan Ekonomi

Awalnya, Pare hanyalah kawasan pertanian biasa dengan budaya lokal yang kental. Namun sejak ledakan lembaga kursus, wajah Pare berubah. Ekonomi lokal bergeser: petani menjadi pemilik kos, ibu-ibu membuka warung makan, dan muncul toko-toko kebutuhan pelajar. Dari kursus kecil, lahirlah ekosistem eduwisata yang menghidupi ribuan warga.

BACA JUGA  Kongres PSI 2025 Dimulai, Bro Ron Optimistis Menangi Pemilu Raya: “Deg-degan Tapi Masih Optimis”

Lebih dari sekadar kursus, Kampung Inggris menciptakan ruang bagi anak-anak muda dari berbagai daerah dan latar belakang untuk belajar, berdialog, dan bermimpi. Keberagaman ini mengubah kampung menjadi melting pot budaya—tempat di mana Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua bertemu dalam bahasa universal.

Dari Pare untuk Indonesia (dan Dunia)

Seiring waktu, Pare tak hanya dikenal di dalam negeri. Mahasiswa asing dari Asia dan Afrika mulai berdatangan. Pemerintah pun mulai mendukung dengan pengembangan infrastruktur. Kini, Kampung Inggris digadang-gadang sebagai role model kawasan eduwisata berbasis komunitas.

Kampung Inggris bukanlah hasil kebijakan pemerintah pusat atau proyek raksasa swasta. Ia tumbuh dari bawah, dari ketulusan seorang guru desa yang percaya bahwa bahasa adalah jembatan untuk masa depan. Ia lahir dari semangat gotong royong, rasa ingin tahu, dan cinta belajar yang tulus.

Kampung Inggris Pare adalah kisah tentang bagaimana sesuatu yang kecil bisa tumbuh besar, jika didasari niat baik dan kepercayaan terhadap proses. Di tengah tantangan globalisasi dan kesenjangan pendidikan, Pare memberi kita pelajaran penting: perubahan besar bisa dimulai dari tempat sederhana, selama ada semangat untuk terus belajar dan berbagi.

Tentang Kampung Inggris Alinia Dharmasraya

Pada tanggal 26 Mei 2025, Bupati Dharmasraya, Annisa Suci Ramadhani, secara resmi meresmikan Kampung Inggris Alinia Dharmasraya di Alinia Convention Hall, Sitiung .
Program ini digagas oleh Yayasan Alinia Entrepreneur Indonesia.

IMG 20250720 WA0025

Tujuan: Memberdayakan SDM Lokal

Dalam sambutannya, Bupati Annisa menyampaikan bahwa penguasaan bahasa Inggris sekarang menjadi keterampilan esensial di era digital dan global. Ia tegas bahwa penggunaan bahasa Inggris resmi bukan pengingkaran terhadap Bahasa Indonesia, melainkan strategi mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan global .
Sebagai dukungan nyata, 75 siswa SMP terpilih akan mengikuti program Kampung Inggris secara gratis tahun 2025 .

BACA JUGA  Amran Ungkap Arahan Tegas Prabowo: "Bukan Lampu Hijau, Tapi Perintah"

Model Program dan Kurikulum

Menurut CEO Kampung Inggris Alinia, Drs. H. Marlis, M.M., program utama Kampung Inggris Alinia adalah kolaborasi dengan pihak sekolah, di mana durasi belajar di sekolah selama tiga bulan dan tujuh hari di Bootcamp di Alinia Park & Resort.

Juga terdapat berbagai paket program yang ditawarkan: Non‑Camp (durasi 2 minggu hingga 1 bulan). Boot Camp (3 hari, 7 hari, hingga 2 minggu), dengan materi bahasa Inggris, akidah Islam, Al‑Qur’an, entrepreneurship, leadership, plus outbound dan wisata ringan di Alinia Park & Resort .

Lokasi pembelajaran utama difokuskan di Alinia Park & Resort, Sitiung, Kecamatan Sitiung

Jejaring Pendidikan dan Kolaborasi

Politeknik Negeri Padang (PNP) telah resmi menjalin kerja sama dengan Kampung Inggris Alinia untuk: Penyediaan tutor profesional. Kesempatan magang mahasiswa.

Dukungan pelaksanaan program edukatif di sekolah dan fasilitas pembelajaran Alinia Park & Resort .

Selain itu, Universitas Negeri Padang (UNP)—melalui Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)— dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Andalas, Padang, menandatangani nota kesepahaman kerja sama untuk penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat), termasuk keterlibatan pengajar dan mahasiswa dalam pengembangan program kampung Inggris di Dharmasraya .

IMG 20250720 141500

Prospek dan Dampak ke Depan

Kehadiran Kampung Inggris Alinia merupakan langkah strategis dalam memajukan kualitas pendidikan dan bahasa Inggris di Sumatera.
Visi jangka panjangnya: menjadi pusat regional pembelajaran bahasa Inggris di Sumatera Barat, bahkan merambah provinsi-provinsi lain. Sasaran pesertanya mencakup siswa SD, SMP, SMA, pemuda SLTA/perguruan tinggi, dan profesional seperti ASN, BUMN/BUMD, perangkat nagari, serta pelaku usaha melalui program Profesional English Class . (NAL)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses