spot_img
spot_img

Operasi Gabungan TNI di Puncak: Separatis Ditembak, Bukti Keuangan OPM Disita

PAPUA TENGAH, ALINIANEWS.COM – Satuan Tugas Gabungan TNI berhasil melumpuhkan dua anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) dalam dua operasi penindakan yang dilaksanakan secara terpisah di Kabupaten Puncak pada Selasa (22/7/2025) dan Rabu (23/7/2025). Operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025 sebagai perubahan atas UU No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.

“Operasi ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas pokok TNI dalam OMSP sebagaimana diatur dalam Undang-Undang,” ujar Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (29/7/2025).

Dua anggota OPM yang menjadi target dalam operasi tersebut adalah Lison Murib alias Limar Elas, yang dilumpuhkan di Kampung Kunga, Distrik Ilaga, serta Alena Murib alias Alerid Murib yang berhasil dilumpuhkan di Kampung Gunalu, Distrik Onerik.

Iklan

Lison Murib telah menjadi buronan sejak April 2020 karena keterlibatannya dalam aksi penembakan terhadap warga sipil di Mimika. Ia diketahui menjabat sebagai Komandan Batalyon Kunga, salah satu unit bersenjata OPM di wilayah Kabupaten Puncak, pada tahun 2021.

Dalam operasi di Kampung Kunga, aparat TNI mengamankan berbagai barang bukti yang diduga terkait dengan aktivitas separatisme, antara lain uang tunai jutaan rupiah, lima unit telepon seluler, satu unit handy talky, teropong, senjata tajam, amunisi kaliber 5,56 mm, serta sejumlah dokumen dan barang pribadi lainnya.

BACA JUGA  Alinia Teaching Mastery: Pelatihan Calon Tutor Bergaransi Langsung Bekerja

Sementara dari lokasi kedua di Kampung Gunalu, petugas menyita uang tunai puluhan juta rupiah, empat magazen, amunisi kaliber 7,62 mm dan 5,56 mm, bendera Bintang Kejora, cap stempel bertuliskan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), dan dokumen berisi permintaan dana.

Temuan dokumen tersebut menguatkan dugaan adanya praktik pemaksaan terhadap aparat pemerintah dan masyarakat sipil untuk menyokong kegiatan bersenjata OPM melalui aliran dana ilegal.

Meski operasi penindakan terhadap kelompok separatis terus digelar, TNI menekankan pentingnya pendekatan yang lebih lunak untuk mendukung stabilitas jangka panjang di wilayah Papua.

“Namun di luar aspek penindakan, TNI tetap konsisten menjalankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis, sebagai bagian dari upaya jangka panjang membangun stabilitas keamanan nasional, terutama di Papua,” ujar Kristomei.

Ia menegaskan bahwa TNI akan terus melaksanakan tugas menjaga kedaulatan negara serta melindungi masyarakat Papua dari segala bentuk ancaman bersenjata. Kristomei juga membuka ruang bagi mereka yang ingin kembali kepada negara.

“TNI dengan tangan terbuka akan menerima siapa pun dari kelompok separatis yang ingin kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya. (*/rel)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses