JAKARTA, ALINIANEWS.COM – Menteri Luar Negeri Sugiono menjelaskan alasan Presiden Prabowo Subianto meninggalkan Kuala Lumpur lebih awal dari jadwal resmi penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN. Menurutnya, kepulangan Presiden ke Tanah Air pada Senin (27/10/2025) disebabkan adanya urusan mendesak yang tidak bisa ditunda, bukan karena insiden salah sebut nama oleh media Malaysia.
“Ada beberapa hal mendesak yang membuat beliau harus kembali lebih cepat,” kata Menlu Sugiono kepada wartawan di Kuala Lumpur, Selasa (28/10/2025), usai penutupan KTT ASEAN.
Menlu menegaskan, Presiden Prabowo telah memerintahkan sejumlah menteri untuk melanjutkan tugas delegasi Indonesia selama sisa rangkaian pertemuan. “Karena itu, Presiden memerintahkan saya bersama Menko Perekonomian, Menko Polhukam, Menko PMK, dan Mendag untuk tetap melanjutkan agenda KTT ASEAN,” ujarnya.

Sugiono menepis anggapan bahwa kepulangan lebih awal Presiden berkaitan dengan insiden salah penyebutan nama kepala negara Indonesia oleh pengulas acara Radio Televisyen Malaysia (RTM). “Oh tidak, jangan membuat spekulasi seperti itu,” tegasnya.
Ia memastikan bahwa keputusan Presiden pulang dini semata-mata karena agenda penting di dalam negeri. “Presiden Prabowo pulang karena ada hal penting yang tidak bisa ditunda di Tanah Air,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menlu mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyampaikan protes resmi kepada pihak Malaysia terkait kekeliruan penyebutan nama tersebut. “Kami sampaikan kepada pihak Malaysia bahwa terjadi penyebutan nama presiden, dan sepertinya Indonesia bukan satu-satunya yang mengalami kesalahan itu,” kata Sugiono.
Menurutnya, kesalahan serupa juga dialami oleh negara lain seperti Singapura dan Thailand. “Pihak RTM sudah menyadari kekeliruan itu dan telah meminta maaf secara tertulis kepada delegasi ketiga negara,” tambahnya.
Sebelumnya, RTM yang merupakan stasiun penyiaran publik milik pemerintah Malaysia, melakukan kesalahan saat menyiarkan langsung kedatangan para pemimpin ASEAN di KTT ke-47, Minggu (26/10). Dalam siaran tersebut, pengulas RTM sempat menyebut Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Presiden Joko Widodo.
Sugiono menekankan bahwa dalam forum-forum ASEAN, peran utama biasanya dijalankan oleh Menko Perekonomian dan Menteri Luar Negeri. “Karena esensi pertemuan-pertemuan ini biasanya diampu oleh Menko Perekonomian dan Menteri Luar Negeri, jadi kami yang di depan kemarin,” pungkasnya. (*/Rel)




