TANAH DATAR, ALINIANEWS.COM – Peringatan Hari Tani Nasional 2025 di Nagari Pandai Sikek, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, berlangsung berbeda. Alih-alih sekadar menggelar acara seremonial, masyarakat setempat memilih menghiasi kampung mereka dengan baliho-baliho besar berisi pesan penolakan terhadap rencana pembangunan proyek geothermal di wilayah tersebut.
Aksi ini menjadi simbol komitmen kuat warga Pandai Sikek dalam mempertahankan pertanian sebagai sumber utama kehidupan sekaligus identitas nagari. Sebagai daerah yang dikenal dengan pertanian dan kerajinan tradisional, mereka menilai proyek geothermal justru berpotensi mengancam lahan subur yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi nagari.
“Bagi kami, pertanian adalah warisan sekaligus masa depan. Pembangunan geothermal berpotensi merusak alam dan mengurangi ruang hidup petani. Karena itu, Hari Tani Nasional ini kami jadikan momentum untuk menyuarakan penolakan kami secara tegas,” ungkap salah seorang tokoh masyarakat.
Tak hanya memasang baliho di sepanjang jalan utama, warga juga menggelar diskusi kelompok untuk membicarakan masa depan pertanian di Pandai Sikek. Suasana kampung pun tampak semarak, terlebih dengan keterlibatan para pemuda yang ikut serta menyatakan sikap bahwa nagari mereka lebih memilih jalur pertanian ketimbang industri ekstraktif.
Masyarakat berharap pemerintah, baik pusat maupun daerah, lebih berpihak kepada sektor pertanian yang terbukti menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mereka menegaskan, proyek yang berpotensi merusak ekosistem, mengurangi lahan produktif, dan menimbulkan konflik horizontal bukanlah solusi untuk pembangunan berkelanjutan.
Dengan semangat Hari Tani Nasional, warga Pandai Sikek ingin memberikan pesan jelas: menjaga tanah dan sawah berarti menjaga kehidupan serta masa depan generasi mendatang.
(*/Red)