ALINIANEWS.COM (Bali) – Tumpukan sampah plastik terus mengancam keindahan Pantai Kedonganan, Kuta, Bali. Sampah kiriman, termasuk botol dan gelas plastik, memenuhi pesisir pantai, membuat pemerintah, komunitas, dan relawan bahu-membahu membersihkan kawasan tersebut.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Badung melaporkan telah mengangkut sekitar 100 ton sampah dalam 50 truk sejak awal pekan.
Pembersihan dilakukan sejak pukul 08.00 Wita dengan bantuan tiga alat berat.
“Kami terus bekerja hingga bibir pantai bersih,” ujar Koordinator Evakuasi Dini Sampah Laut DLHK Badung, I Made Gde Dwipayana.
Sebagian besar sampah yang ditemukan adalah plastik sekali pakai, diduga berasal dari sungai di Denpasar, Tabanan, Negara, hingga Banyuwangi. Pantauan di lapangan menunjukkan ceceran sampah masih merata di sepanjang pantai.
Menanggapi masalah ini, ratusan orang yang terdiri dari komunitas, penduduk lokal, dan wisatawan menggelar aksi bersih-bersih selama tujuh hari hingga akhir tahun 2025.
Dilansir dari antaranews.com, pendiri Komunitas Sungai Watch, Gary Bencheghib, menyebut telah mengumpulkan 19 ton sampah plastik dari Pantai Kedonganan.
“Kebanyakan sampah ini berasal dari Pulau Jawa, seperti botol dan gelas plastik sekali pakai,” kata Gary. Ia menjelaskan, merek dagang dan audit sampah akan memberikan data yang lebih lengkap (31/12/2025). Dikutip dari antaranews.com.
Aksi ini mendapat dukungan dari pemerintah daerah melalui penyediaan alat berat, sementara komunitas Sungai Watch mengelola sampah ke delapan tempat pengolahan di Bali.
Meski demikian, tantangan ke depan masih besar, terutama karena sampah kiriman diprediksi terus datang selama dua bulan ke depan.
Maria Mutiara, relawan asal Malaysia, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Pantai Kedonganan.
“Saya sangat tersentuh melihat bagaimana manusia merusak Bali yang begitu indah. Ini akibat dari membuang sampah sembarangan,” katanya. Ia berharap lebih banyak orang terlibat dalam aksi ini, yang telah terorganisir dengan baik. (at)