ALINIANEWS.COM (Wajo) – Menteri Agama Nasaruddin Umar telah mengumumkan bahwa Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, akan menjadi tuan rumah Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Nasional dan Internasional pada tahun 2025.
Dalam rapat yang berlangsung di Wajo pada Kamis, 9 Januari 2025, Menag menekankan bahwa acara ini akan memberikan dampak signifikan, baik dari sisi ekonomi maupun pendidikan. Menag berharap bahwa dengan status sebagai tuan rumah, Kabupaten Wajo akan menjadi pusat kegiatan pendidikan kitab kuning yang membanggakan.
“Sebagai tuan rumah, Kabupaten Wajo akan menjadi sentral kegiatan pendidikan kitab kuning yang membanggakan. Dengan tamu yang diperkirakan mencapai 3.400 orang, termasuk delegasi dari seluruh provinsi dan negara tetangga, akan terjadi pertumbuhan ekonomi mendadak di wilayah ini,” ujar Menag.
Turut hadir dalam rapat tersebut, Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Basnang Said, Stafsus Menag Bunyamin Yafid, Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan Ali Yafid, serta Pj Bupati Wajo Andi Bataralifu.
Menag juga menyoroti pentingnya persiapan infrastruktur yang matang bagi tuan rumah, termasuk jalan penghubung dari bandara menuju Kabupaten Wajo. Menurutnya, acara ini tidak hanya menjadi kegiatan nasional, tetapi juga internasional yang dapat meningkatkan citra Sulawesi Selatan sebagai pusat pendidikan bermutu.
“Kita berharap ini menjadi momentum bersejarah, tidak hanya untuk Kabupaten Wajo, tetapi juga untuk pendidikan pesantren di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, Basnang Said, mengungkapkan bahwa acara ini direncanakan berlangsung pada 1 hingga 7 Oktober 2025. Selain lomba membaca kitab kuning, akan ada berbagai kegiatan seperti debat konstitusi, pameran produk pesantren, dan lomba qasidah rebana.
Acara ini melibatkan Kementerian Agama, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta Pemerintah Kabupaten Wajo. Selain peserta dari 34 provinsi di Indonesia, delegasi dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Brunei, Thailand, dan Singapura juga diundang.
“Insya Allah pada tahun 2025, MQK tidak hanya digelar secara nasional, tetapi juga internasional,” ujar Basnang. Ia juga menambahkan bahwa acara ini akan menjadi ajang besar yang tidak hanya berdampak pada ekonomi lokal, tetapi juga memperkuat eksistensi pesantren sebagai pusat pendidikan berkualitas.