spot_img
spot_img

Israel Ancam Lanjutkan Perang Jika Hamas Langgar Gencatan Senjata, Trump Desak Serahkan Semua Jenazah Sandera

JAKARTA, ALINIANEWS.COM — Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam akan melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza apabila Hamas tidak mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang difasilitasi Amerika Serikat (AS). Peringatan itu disampaikan pada Rabu (15/10/2025) waktu setempat, tak lama setelah Hamas menyerahkan dua jenazah sandera Israel.

“Jika Hamas menolak mematuhi kesepakatan, Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran untuk menuntaskan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai seluruh tujuan perang,” demikian pernyataan resmi kantor Menteri Pertahanan Israel, dikutip dari CNN.

Sejak gencatan senjata dimulai pada Senin (13/10/2025) yang diprakarsai Presiden AS Donald Trump bersama sejumlah pemimpin negara Timur Tengah Hamas telah membebaskan 20 sandera hidup sebagai imbalan atas pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina dari penjara Israel.

Iklan

Sebelumnya, kelompok bersenjata itu juga telah mengembalikan tujuh dari 28 sandera yang diketahui tewas, serta satu jasad lain yang kemudian dikonfirmasi Israel bukan korban penyanderaan.

Hamas: Sulit Ambil Jenazah dari Reruntuhan

Sayap militer Hamas, Brigade Ezzedine Al-Qassam, menyebut dua jenazah yang diserahkan pada Rabu merupakan yang terakhir untuk saat ini.

“Sisa jenazah lainnya sulit dijangkau tanpa peralatan dan upaya khusus. Kami sedang berusaha menuntaskan hal ini,” tulis Hamas dalam pernyataan di media sosial, sebagaimana dilansir AFP.

Penasihat senior pemerintah AS mengatakan pihaknya masih menerima sinyal bahwa Hamas berkomitmen untuk menyelesaikan kesepakatan.
“Kami terus menerima sinyal bahwa mereka bermaksud mematuhi perjanjian dan ingin menyelesaikannya,” kata salah satu penasihat, dikutip AFP.

BACA JUGA  Tangis dan Sorak Iringi Kepulangan Ribuan Tahanan Palestina ke Gaza

Namun, penundaan pengembalian jenazah menambah tekanan politik terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, bahkan mengancam akan menghentikan pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza jika Hamas tidak segera menyerahkan jasad tentara Israel yang masih ditahan.

Trump: “Fase Kedua Dimulai Sekarang Juga!”

Presiden AS Donald Trump mendesak Hamas untuk segera menyerahkan seluruh jenazah sandera. Ia menegaskan, gencatan senjata yang berlaku harus diikuti dengan langkah nyata menuju perdamaian.

“Semua dua puluh sandera telah kembali dan rasanya sebaik yang diharapkan. Beban berat telah terangkat, tetapi pekerjaan BELUM SELESAI. Yang tewas belum dikembalikan, seperti yang dijanjikan. Fase Kedua dimulai SEKARANG JUGA!!!” tulis Trump di jejaring sosial Truth Social, seperti dilansir AFP.

Unggahan itu muncul beberapa jam setelah Trump kembali dari perjalanan singkat ke Israel dan Mesir. Dalam kunjungannya, ia mengumumkan “fajar bersejarah Timur Tengah yang baru” dan menandatangani deklarasi bersama sejumlah pemimpin regional untuk memperkuat gencatan senjata di Gaza.

Menurut pejabat Hamas yang berbicara kepada AFP secara anonim, kelompok tersebut berencana menyerahkan empat hingga enam jenazah sandera pada Selasa malam. “Kami memberi tahu para mediator bahwa kami akan menyerahkan empat hingga enam jenazah tawanan Israel malam ini,” ujarnya.

Gencatan Senjata Rawan Gagal

Meski gencatan senjata telah berlangsung lima hari, kekerasan masih terjadi di beberapa wilayah Gaza. Militer Israel mengonfirmasi pihaknya menembak sekelompok orang di Gaza utara pada Selasa (14/10/2025) karena dianggap melanggar batas wilayah yang telah disepakati.

BACA JUGA  Ini Alasan Netanyahu Batal Hadir di KTT Perdamaian Gaza di Mesir

“Beberapa tersangka teridentifikasi melintasi garis kuning dan mendekati pasukan di Gaza utara. Pasukan menghilangkan ancaman dengan menembak para tersangka,” bunyi pernyataan militer Israel.

Namun, otoritas kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya enam warga Palestina tewas akibat tembakan tersebut. Lima orang di antaranya tewas di pinggiran timur Kota Gaza akibat serangan drone, sementara satu orang meninggal di Khan Younis akibat serangan udara.

Kelompok Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata yang disepakati sejak Jumat (10/10/2025) lalu.

Bencana Kemanusiaan Belum Usai

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas menyebut Israel telah menyerahkan 45 jenazah warga Palestina ke Rumah Sakit Nasser di Gaza Selatan, sehingga total 90 jenazah telah dikembalikan sejak gencatan senjata diberlakukan.

Sesuai rencana yang disusun Trump, Israel wajib menukar 15 jenazah warga Palestina untuk setiap sandera Israel yang tewas.

Sementara itu, Kepala Bantuan Kemanusiaan PBB, Tom Fletcher, mendesak Israel membuka kembali semua perbatasan Gaza untuk mempercepat penyaluran bantuan. “Uji sebenarnya adalah apakah anak-anak bisa mendapat makanan, rumah sakit memiliki obat bius, dan para pengungsi punya tempat berteduh,” kata Fletcher.

Namun, laporan media Israel KAN menyebut rencana pembukaan perbatasan Rafah belum terealisasi hingga Rabu malam.

Perang yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan krisis kemanusiaan besar di Gaza. Wilayah padat penduduk itu kini bergantung sepenuhnya pada bantuan luar negeri yang kerap tertahan atau dibatasi oleh Israel.

BACA JUGA  Mic Bocor Ungkap Prabowo Minta Bertemu Eric Trump di KTT Gaza

Meski gencatan senjata tengah berlangsung, masa depan politik Gaza masih belum jelas. Hamas menolak syarat pelucutan senjata, sementara Israel dan AS bersikeras kelompok itu tidak akan memiliki peran apa pun dalam pemerintahan Gaza ke depan. (*/Rel)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses