ALINIANEWS.COM (Jakarta) – Pada awal Januari 2025, Indonesia resmi diumumkan sebagai anggota penuh dari BRICS, sebuah kelompok negara-negara dengan ekonomi berkembang yang berpengaruh di dunia. Pengumuman tersebut disampaikan oleh Brasil, yang saat ini memegang presidensi BRICS. Keputusan ini menandai tonggak penting dalam perjalanan diplomasi Indonesia, yang secara resmi bergabung dengan lima negara besar lainnya: Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dalam memajukan kerja sama ekonomi dan politik global.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS merupakan hasil dari pertemuan puncak yang diadakan di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Agustus 2023. Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dinyatakan sebagai salah satu negara yang memenuhi kriteria untuk menjadi anggota penuh, bersama dengan beberapa negara lainnya seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Meskipun pengumuman awal sudah dibuat, Indonesia baru secara resmi bergabung setelah terbentuknya pemerintahan baru pada Oktober 2024.
Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki peran strategis yang semakin penting di panggung internasional. Oleh karena itu, langkah untuk bergabung dengan BRICS bukan hanya sebuah pencapaian diplomatik, tetapi juga sebuah peluang bagi Indonesia untuk memperkuat pengaruhnya dalam sistem ekonomi dan politik global yang semakin dinamis.
BRICS adalah blok yang berfokus pada kolaborasi antara negara-negara berkembang untuk mendorong agenda-agenda global yang lebih inklusif. Sejak berdirinya, BRICS telah menjadi platform bagi negara-negara ini untuk mengadvokasi isu-isu penting, mulai dari perdagangan internasional hingga perubahan iklim. Dengan bergabungnya Indonesia, BRICS kini terdiri dari sepuluh negara: Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab, dan Indonesia. Gabungan negara-negara ini mencakup lebih dari 40% populasi dunia dan hampir 25% PDB global, menjadikannya kekuatan ekonomi yang signifikan.
Bergabungnya Indonesia diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat strategis, baik bagi Indonesia sendiri maupun bagi BRICS secara keseluruhan. Dalam konteks Indonesia, keanggotaan ini akan memberikan akses lebih besar untuk memanfaatkan pasar yang luas di negara-negara BRICS, serta meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan negara-negara yang memiliki potensi ekonomi besar. Selain itu, Indonesia juga dapat memperkuat posisinya dalam berbagai isu global, seperti reformasi tata kelola internasional, perubahan iklim, serta tantangan keamanan dan politik yang semakin kompleks.
Pemerintah Indonesia menyambut baik keanggotaan ini, dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia menyatakan bahwa keanggotaan BRICS akan memperkuat peran Indonesia dalam isu-isu global, baik dalam kerangka multilateral maupun bilateral. Indonesia, yang selama ini dikenal sebagai negara yang aktif dalam organisasi internasional seperti G20 dan ASEAN, kini memiliki platform tambahan untuk memperjuangkan kepentingan nasional dalam forum global.
Sebagai anggota penuh BRICS, Indonesia juga dapat berperan dalam memperjuangkan reformasi sistem keuangan global yang lebih adil, mengingat BRICS telah lama mengusung agenda untuk mengurangi ketergantungan pada lembaga-lembaga keuangan internasional yang didominasi oleh negara-negara maju. Indonesia dapat menyuarakan kebutuhan negara-negara berkembang lainnya yang seringkali terpinggirkan dalam pengambilan keputusan global.
Keputusan untuk menerima Indonesia sebagai anggota penuh BRICS disambut positif oleh negara-negara anggota lainnya. China, misalnya, memberikan ucapan selamat yang tulus kepada Indonesia, yang dianggap sebagai mitra strategis yang dapat memperkuat solidaritas dan kerja sama antara negara-negara berkembang. Brasil, yang saat ini memegang presidensi BRICS, menegaskan bahwa Indonesia memiliki peran penting dalam memperkuat blok ini, terutama dalam menghadapi tantangan-tantangan global yang semakin kompleks.
Selain itu, keanggotaan Indonesia diharapkan dapat memperluas cakupan kerja sama BRICS, tidak hanya dalam sektor ekonomi, tetapi juga dalam bidang politik, sosial, dan budaya. Indonesia dengan populasi terbesar keempat di dunia dan potensi sumber daya alam yang melimpah dipandang sebagai negara yang dapat memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan agenda-agenda BRICS di tingkat global.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS juga menggambarkan pentingnya negara-negara berkembang dalam arus perubahan global yang semakin tidak dapat diabaikan oleh negara-negara maju. Negara-negara BRICS telah lama berupaya untuk menciptakan dunia yang lebih multipolar, di mana keputusan-keputusan besar tidak hanya didominasi oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat atau negara-negara Eropa.
Indonesia, dengan kekuatan ekonomi dan geopolitiknya, akan semakin memainkan peran penting dalam mempengaruhi arah kebijakan global, terutama yang berkaitan dengan isu-isu yang sangat relevan bagi negara-negara berkembang, seperti pembangunan berkelanjutan, perdagangan bebas, dan perubahan iklim. Indonesia juga berpotensi menjadi penghubung antara BRICS dan negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang menjadi area strategis bagi Indonesia dalam meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi.
Keanggotaan Indonesia dalam BRICS adalah langkah strategis yang membawa dampak positif bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Bergabung dengan BRICS membuka peluang baru bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya di dunia internasional, terutama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin rumit. Indonesia kini dapat berperan lebih besar dalam menentukan arah kebijakan global dan memajukan kesejahteraan rakyatnya melalui kerja sama yang lebih erat dengan negara-negara anggota BRICS. Dengan status anggota penuh ini, Indonesia siap untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam reformasi tata kelola global dan mendukung agenda-agenda pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. (my)