ALINIANEWS.COM (JAKARTA) – Pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) resmi mengumumkan penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh SPBU Indonesia mulai hari ini. Penyesuaian ini dilakukan sebagai respons atas fluktuasi harga minyak dunia yang cenderung naik sejak awal tahun.
Berikut daftar harga BBM terbaru per liter:
- Solar Subsidi: Rp 6.800
- Pertalite: Rp 10.000
- Pertamax: Rp 14.000
- Pertamax Turbo: Rp 16.200
- Dexlite: Rp 16.500
- Pertamina Dex: Rp 17.100
Menurut Pertamina, perubahan harga ini telah mempertimbangkan daya beli masyarakat serta memastikan ketersediaan bahan bakar tetap terjaga. “Kami berupaya menjaga stabilitas pasokan dan kualitas layanan di seluruh jaringan distribusi, meskipun dinamika pasar energi global menantang,” ujar Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina dikutip dari CNBC Indonesia.
Kebijakan ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Siti Kurnia, seorang pengemudi ojek online di Jakarta, mengungkapkan bahwa kenaikan harga Pertalite memengaruhi pengeluarannya. “Saya harus lebih pintar mengatur rute agar bisa hemat bahan bakar,” katanya.
Di sisi lain, pelaku usaha angkutan barang seperti Agus Prasetyo, sopir truk pengangkut sembako di Jawa Timur, menyebutkan bahwa kenaikan harga Solar subsidi cukup memberatkan operasionalnya. “Kami berharap pemerintah bisa memberikan insentif lain, seperti potongan pajak atau subsidi tambahan,” harap Agus.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menekankan bahwa penyesuaian harga BBM adalah langkah yang perlu diambil untuk menjaga kestabilan fiskal. “Subsidi tetap kami optimalkan untuk kelompok yang paling membutuhkan, seperti pengguna Solar. Namun, kita juga harus realistis dengan dinamika global,” jelasnya dalam konferensi pers.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan program subsidi digital yang bisa diakses melalui aplikasi MyPertamina. Program ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat kelas menengah ke bawah.
Pengamat ekonomi energi, Fabby Tumiwa, menyebut kenaikan harga BBM ini dapat memicu inflasi ringan, terutama pada sektor transportasi dan pangan. “Namun, dampaknya bisa diminimalkan jika pemerintah konsisten mengontrol distribusi bahan pokok dan memberikan subsidi yang tepat sasaran,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa SPBU di daerah melaporkan peningkatan antrean pada malam sebelum kebijakan berlaku. Masyarakat terlihat berusaha memanfaatkan harga lama untuk mengisi penuh tangki kendaraan mereka.
Penyesuaian harga BBM ini diharapkan dapat mendorong efisiensi penggunaan energi di masyarakat, sekaligus mendukung upaya pemerintah menuju transisi energi bersih dalam jangka panjang.