spot_img
spot_img

Gibran Temui Anak-anak Korban dari Kasus Perusakan Rumah Doa GKSI Padang

PADANG, ALINIANEWS.COM — Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, menemui langsung anak-anak jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) Padang yang menjadi korban perusakan rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. Pertemuan berlangsung di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Padang, Rabu (30/7/2025).

Didampingi Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi, Kapolda Irjen Pol Gatot Tri Suryanta, Danrem 032/Wirabraja Brigjen TNI Mahfud, serta Wakil Gubernur Vasko Rusemy, Wapres Gibran menyapa 23 anak yang kini tengah menjalani pemulihan trauma (trauma healing) akibat insiden pada Minggu (27/7/2025) lalu.

Setibanya di lokasi sekitar pukul 10.53 WIB, Gibran yang mengenakan kemeja cokelat dan celana panjang hitam langsung disambut para korban dan pihak Dinsos. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 20 menit di aula Dinsos, Gibran turut memberikan bingkisan berisi perlengkapan sekolah dan mainan anak-anak.

Iklan

“Mereka sangat gembira. Kami sebagai orang tua juga senang sudah dikunjungi Pak Wapres,” ujar Andreas Gulo, salah satu orang tua anak, kepada Kompas.com usai acara.

Andreas berharap, kehadiran orang nomor dua di Indonesia ini mampu membantu anak-anak mengatasi trauma pasca-kejadian. Selain hiburan dan bantuan, anak-anak juga menerima pendampingan psikologis dari tim profesional yang disiapkan oleh Dinsos Padang.

Sebelumnya, rombongan Wapres dijadwalkan bertemu dengan para jemaat di lokasi rumah doa GKSI. Namun, lokasi pertemuan dialihkan ke Dinsos Padang untuk keamanan dan kenyamanan bersama. Setelah pertemuan, Gibran melanjutkan agenda kunjungan ke Balai Kota Padang untuk bertemu Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

BACA JUGA  Transformasi BUMN ala Prabowo: Izinkan WNA Pimpin BUMN hingga Minta Danantara Pangkas Jumlah Perusahaan Pelat Merah Jadi 200

Wakil Gubernur Sumbar, Vasko Rusemy, menyampaikan, “Mas Wapres agendanya di Padang itu ke Sekolah Rakyat, Dinsos, dan ke Balai Kota Padang untuk bertemu FKUB. Saya juga langsung menuju ke sana mendampingi Wapres.”

Sebelum mengunjungi Dinsos, Gibran terlebih dahulu meninjau kegiatan pendidikan di Sekolah Rakyat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS).

Kronologi Kejadian dan Penanganan

Insiden perusakan terjadi pada Minggu (27/7/2025) ketika sekelompok warga menyerang rumah doa milik GKSI yang juga difungsikan sebagai tempat pendidikan agama bagi siswa Kristen. Warga menilai bangunan tersebut tidak memiliki izin, yang kemudian memicu ketegangan hingga terjadi perusakan fasilitas, seperti kursi dan kaca. Dua anak dilaporkan mengalami luka akibat insiden tersebut.

Pihak kepolisian bertindak cepat dengan mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dan menangkap sembilan orang yang diduga terlibat, berdasarkan identifikasi dari video yang beredar luas di media sosial.

Wakapolda Sumbar, Brigjen Pol Solihin, menyatakan bahwa proses hukum masih berlanjut. “Pengembangan kasus masih terus dilakukan,” ujarnya.

Kuasa hukum GKSI, Yutiasa Fakho, mengkritik kondisi TKP yang sudah dibersihkan tanpa koordinasi dengan pihaknya. Ia menegaskan, “Bukti-bukti harus dijaga untuk proses hukum lebih lanjut.”

Komitmen Pemerintah

Melansir dari tribun.com, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan keprihatinannya atas kejadian tersebut dan berjanji mengirimkan tim ke Padang. “Saya berharap itulah peristiwa yang terakhir kejadian di Indonesia. Ini obsesi kami, kesalahpahaman dan sebagainya itu harus dihentikan,” ucapnya.

BACA JUGA  Prabowo Ungkap Awal Mula Ide Makan Bergizi Gratis

Sebagai langkah pencegahan jangka panjang, Kementerian Agama tengah menggagas “Kurikulum Cinta” untuk menumbuhkan pemahaman lintas kelompok sejak dini.

Menteri Hukum dan HAM, Natalius Pigai, juga mengambil langkah dengan memerintahkan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumbar meninjau lokasi insiden. Ia menegaskan bahwa segala bentuk intoleransi dan diskriminasi harus dihapuskan dari Tanah Air.

Kehadiran Wapres Gibran di tengah anak-anak korban menjadi pesan kuat bahwa negara hadir untuk melindungi seluruh warga, tanpa memandang latar belakang agama. Pemerintah memastikan bahwa proses hukum akan berjalan dan trauma korban ditangani secara serius. (*/rel)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses