spot_img
spot_img

Drs. Marlis., M.M. Politisi Visioner dengan Spirit Enterpreneur

PADANG, ALINIANEWS.COM – Drs. Marlis, M.M. tampil sebagai narasumber dalam program Dialog Oasis yang disiarkan Padang TV. Dalam perbincangan tersebut, Marlis mengisahkan perjalanan hidupnya, mulai dari masa sulit saat menempuh pendidikan di Padang hingga kiprahnya sebagai politisi visioner dengan semangat entrepreneur.

Di hadapan pemirsa, Marlis menceritakan bagaimana ia berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya, termasuk meninggalkan status sebagai PNS di Lubuk Pakam setelah menyelesaikan kuliah S1. Keputusan itu membawanya menekuni dunia usaha dengan merintis penjualan bibit dari nol.

“Orang lain mungkin melihat saya menjual bibit mengetok pintu dari rumah ke rumah, tapi saya melihat nilai uangnya” Ucap marlis yang pernah jadi ketua ILUNI UNP.

Iklan

Perjuangan Masa Kuliah

Marlis mengaku pernah menjalani masa-masa sulit saat menempuh pendidikan di Padang. Ia bahkan menilai dirinya sebagai mahasiswa yang paling merasakan kesusahan pada saat itu.

“Ada banyak cobaan yang saya alami. Orang tua saya sakit hingga meninggal ketika saya kuliah. Di Padang saya tidak punya siapa-siapa, tidak punya bekal seperti kompor, lemari, bahkan biaya. Saya juga pernah menerima zakat fitrah saat kuliah,” kenangnya.

Karena keterbatasan, Marlis kerap harus menumpang di kos teman untuk sekadar bisa bertahan. Hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain menjadi bagian dari perjuangannya kala itu.

Screenshot 2025 09 08 120612
Drs Marlis., M.M Ketua BPI KPNPA RI Perwakilan Sumatera Barat

Langkah Awal di Dunia Politik

Terjun ke dunia politik menjadi pilihan Marlis setelah adanya regulasi yang melarang ASN, TNI, dan Polri menjadi anggota partai politik. Kesempatan itu membuat partai politik melirik dirinya sebagai sosok potensial.

BACA JUGA  Beredar Kabar Prabowo akan Reshuffle Kabinet Merah Putih Sore Ini

Awalnya, ia bergabung dengan Partai Golkar, lalu dipercaya menjadi Ketua DPD Partai Merdeka Sumatera Barat. Marlis mulai memahami dinamika politik ketika menjadi Ketua Tim Sukses Jeffrie Geovanie, calon Gubernur Sumbar pada 2005 yang diusung 16 partai kecil ketika itu.

Pada 2008, Marlis bergabung dengan Partai Hanura, dan setahun kemudian berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Sumbar dari Dapil 6. Ia dipercaya duduk selama dua periode, bahkan memimpin berbagai komisi.

“Saya dipercaya menjadi ketua komisi di seluruh komisi DPRD Sumbar. Saya juga pernah diamanahkan memimpin pansus, termasuk Pansus Pemilihan Gubernur,” ungkapnya.

Dinamika Politik yang Berubah

Marlis menilai, atmosfer pemilu mulai banyak berubah sejak awal dia mengikuti konstestasi pemilu 2009. Menurutnya, peran uang semakin mendominasi dalam pertarungan politik.

“Duit itu sudah tidak berharga lagi, karena pertarungan uang yang kompetitif dalam pemilihan umum yang saya rasakan,” jelasnya.

Pada Pemilu 2024, ia kembali maju untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun, pengalaman yang ia rasakan membuatnya kecewa.

Marlis mengaku perjalanan politik yang kembali ia tempuh pada Pemilu 2024 tidak memberikan kesan berarti.

“Semua tidak berbekas. Kondisi pemilihan umum hari ini bicara kita bayar apa pada mereka. Saya merasa kondisi politik hari ini sudah tidak pas lagi bagi diri saya,” ucapnya.

Marlis menegaskan keputusannya untuk mundur dari dunia politik dan memilih fokus pada usaha yang ia bangun.

BACA JUGA  Pemerintah Janji Jawab 17+8 Tuntutan Rakyat, Yusril: “Keadilan Berlaku untuk Semua”

“Saya menarik diri dari politik dan fokus mengurus usaha untuk membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Saya menahan diri, memaksa diri saya untuk tidak lagi terlibat di situ. Kondisi politik ini tidak akan berubah, pasti akan semakin brutal. Jika pemerintah dan DPR RI tidak mengubahnya, maka akan semakin brutal. Saya kira anak muda hari ini sebaiknya menghindari dunia politik, karena menurut saya itu bukan masa depan yang baik untuk Anda,” tegas Marlis.

Peran di Pemberantasan Korupsi

Selepas dari DPRD Sumbar, Marlis menyalurkan perhatiannya pada isu pemberantasan korupsi. Ia aktif menjadi ketua di BPI KPNPA RI Perwakilan Sumatera Barat.

“Saya membantu pemerintah dalam pemberantasan korupsi di LSM BPI KPNPA RI. Kami melakukan tugas pemberantasan korupsi dengan tidak sedikitpun melakukan pemerasan terhadap siapapun yang kami usut, kami laporkan, dan kami beritakan,” ungkapnya.

Meski begitu, rasa jenuh juga dialaminya karena upayanya dirasa tak berdampak signifikan.

“Tidak mampu kita memperbaiki negara ini, jadi saya fokus memperbaiki dapur usaha saya,” pungkas Marlis.

(*/Red)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses