spot_img
spot_img

Bedah Buku “Nurani Filantropis” Karya Musfi Yendra: tentang Empati dan Kemanusiaan

PADANG, ALINIANEWS.COM – Suasana Aula Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Sumatera Barat siang itu terasa hangat. Sekitar 50 orang peserta dari kalangan pelajar, mahasiswa, penggiat literasi, pustakawan, hingga masyarakat umum, tampak antusias mengikuti acara bedah buku bertajuk Nurani Filantropis, karya Musfi Yendra.

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Literasi Daerah Sumatera Barat. Kepala Dinas, Jumaidi, S.Pd., M.Pd., membuka kegiatan dengan pesan penuh makna.
“Kegiatan ini adalah salah satu ajang untuk meningkatkan minat literasi masyarakat,” ujarnya. Ia menambahkan, “Kunjungan masyarakat ke perpustakaan terus meningkat, dan kegiatan ini menjadi bagian penting dalam merayakan festival literasi di Sumbar.”

Buku Nurani Filantropis lahir dari pengalaman panjang Musfi Yendra dalam dunia gerakan kemanusiaan. Sejak menjadi dosen dan jurnalis pada 2007, ia sudah akrab dengan isu sosial. lalu ia memutuskan untuk terjun dan fokus memilih perjalanan pada gerakan kemanusiaan, hal itu kemudian berlanjut ketika dirinya dipercaya menjadi Kepala Dompet Dhuafa Singgalang Sumatera Barat. “Buku ini adalah salah satu karya yang saya tulis berdasarkan pengalaman nyata ketika terjun langsung dalam gerakan kemanusiaan,” kata Musfi dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Iklan

Dua narasumber dihadirkan untuk memberi pandangan lebih luas tentang isi buku. Dr. Agus Widiatmo menekankan bahwa karya ini menyajikan perspektif yang lebih dari sekadar cerita memberi bantuan.
“Buku ini bukan hanya membahas tentang filantropi dalam bentuk bantuan kepada orang miskin, tetapi juga menyentuh aspek pemberdayaan. Itu yang membuatnya sangat menarik untuk dibaca,” jelasnya.

BACA JUGA  Drs. Marlis., M.M. Politisi Visioner dengan Spirit Enterpreneur

Senada dengan itu, Dr. Sudarman, M.A., memberikan penilaian yang mempertegas keunikan buku Musfi Yendra.
“Buku ini berbeda dengan kebanyakan tulisan tentang filantropi yang biasanya berbasis penelitian. Karya Musfi Yendra lahir dari pengalaman nyata saat terjun langsung mendampingi masyarakat miskin,” ungkapnya.

Diskusi semakin hidup ketika para peserta ikut meresapi pesan yang disampaikan penulis maupun narasumber. Banyak di antara mereka merasa tergugah untuk menumbuhkan kembali nurani sosial. Bedah buku ini tidak hanya menjadi ruang intelektual, tetapi juga menggerakkan hati untuk peduli.

Pada akhirnya, Nurani Filantropis bukan sekadar catatan perjalanan seorang aktivis kemanusiaan. Buku ini adalah refleksi bahwa setiap orang memiliki peran dalam membantu sesama, sekecil apa pun langkah itu. Dan di aula sederhana itu, literasi bertransformasi menjadi energi sosial yang memanggil nurani bersama.

(*/red)

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses