BOGOR, ALINIANEWS.COM – Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan strategi tidak biasa dalam proses verifikasi dapur mitra program Makan Bergizi Gratis (MBG). Demi menghindari tekanan dan intervensi calon mitra, tim verifikator sengaja dipindahkan dari satu hotel ke hotel lain sejak awal September.
“Ini sudah hotel ketiga. Katanya minggu depan pindah lagi. Kenapa pindah-pindah? Karena kami menghindari para mitra yang memburu. Mitra ini kan bisa memengaruhi atau menemui siapa pun,” ujar Wakil Kepala BGN, Nanik Sudaryati Deyang, saat konferensi pers di Artotel Kota Wisata Cibubur, Kamis (25/9/2025).
Menurut Nanik, langkah itu ditempuh untuk menjaga independensi tim sekaligus menepis isu adanya ribuan dapur fiktif. Ia menjelaskan, dapur yang disebut fiktif sejatinya hanyalah titik pendaftaran yang tidak melanjutkan proses hingga 45 hari, sehingga otomatis terhapus dalam sistem.
“Kalau disebut fiktif itu misalnya dapur sudah dibangun, ada duit pemerintah yang disalurkan, tapi dapurnya tidak ada. Nah, yang terjadi bukan begitu. Titik yang tidak bergerak otomatis ter-delete,” tegasnya.
Selain kerahasiaan lokasi verifikasi, BGN juga memperketat syarat teknis bagi dapur mitra. Kini setiap dapur diwajibkan menggunakan lantai berlapis epoksi, meja stainless, ruang pengemasan berpendingin, hingga freezer dengan ukuran tertentu. Semua juru masak juga harus mengantongi sertifikat, sementara yayasan mitra diwajibkan menyiapkan chef pendamping.
“Kalau menemukan dapur yang tidak sesuai juknis, kami langsung tutup. Kami tidak main-main lagi,” kata Nanik.
Verifikator Diisolasi
Wakil Kepala BGN lainnya, Sony Sonjaya, menjelaskan verifikator sengaja diisolasi agar tidak bisa dihubungi calon mitra. “Makanya mereka [verifikator] diisolasi di sini. Dua minggu di satu tempat, lalu pindah lagi. Supaya tidak terendus oleh calon mitra yang ingin berkomunikasi langsung,” ujarnya.
Sony merinci, proses verifikasi dilakukan berlapis melalui portal mitra.bgn.go.id. Mulai dari pengecekan kuota dan dokumen, persiapan dapur, hingga survei lapangan oleh petugas independen. “Yang melihat langsung kondisi di lapangan adalah para petugas survei, bukan kami di sini,” jelasnya.
Ia menambahkan, seluruh pencairan dana program berlangsung lewat mekanisme virtual account yang hanya bisa digunakan setelah pengajuan resmi yayasan disetujui SPPG.
Seorang verifikator, Alia, membenarkan pola kerja berpindah tempat tersebut. “Alhamdulillah di sini kan kami terisolasi ya, tidak bertemu dengan kepentingan-kepentingan mitra,” katanya.
Meski demikian, ia mengaku beberapa kali masih ada pihak tidak dikenal yang mencoba menghubungi. “Iya beberapa kali ada sih [yang menghubungi], tetapi kami hanya respons sesuai kebutuhan saja,” ujarnya.
BGN menegaskan seluruh mekanisme ini dilakukan demi memastikan verifikasi dapur MBG bebas dari titipan dan intervensi. “Jadi verifikasi ini tidak dipengaruhi atau tidak ada titipan. Selama ini banyak sekali dugaan-dugaan, jadi satu-satu kami selesaikan,” pungkas Nanik.
(*/REL)