JAKARTA, ALINIANEWS.COM – Kasus dugaan pemerasan pengurusan sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Kementerian Ketenagakerjaan kian menyeret nama besar. Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan (IEG), atau yang akrab disapa Noel, ternyata tak hanya diduga menerima aliran dana miliaran rupiah, tetapi juga sebuah motor gede (moge) merek Ducati.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengungkapkan, motor itu diberikan oleh Koordinator Bidang Kelembagaan dan Personel K3 Kemenaker, Irvian Bobby Mahendro (IBM), yang tak lain merupakan anak buah Noel.
“Saat minta motor, IEG ngomong ke IBM: ‘saya tahu kamu main motor besar. Kalau untuk saya (IEG), cocoknya motor apa?’” kata Setyo dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (23/8), melansir Antara.

Pertanyaan “kode motor” itu pun berbuah nyata. IBM membelikan satu unit Ducati dan mengirimkannya langsung ke rumah Noel. Namun, transaksi dilakukan secara off the road alias tanpa BPKB dan STNK.
“Kemudian IBM membelikan, dan kirim ke rumahnya IEG, satu Ducati. Dibeli secara off the road kemudian kalau tidak salah April sudah dibeli, tapi sampai dengan sekarang belum dilakukan proses pengurusan BPKB maupun STNK,” ujar Setyo.
KPK menduga pembelian tersebut memang disengaja agar tak terlacak. Motor bahkan dipasang dengan pelat kosong. “Ini setidaknya mengindikasikan supaya tidak diketahui dulu kemudian dipasang plat yang kosong tidak tahu dapatnya dari mana, nanti akan didalami, tapi proses pengurusan di samsat belum dilakukan,” jelas Setyo.
Lebih jauh, Setyo menegaskan bahwa Noel bukan sekadar tahu adanya praktik pemerasan dalam pengurusan sertifikat K3, melainkan juga membiarkannya, bahkan ikut meminta bagian.
“Peran IEG (Immanuel Ebenezer) adalah dia tahu, dan membiarkan bahkan kemudian meminta. Jadi artinya proses yang dilakukan oleh para tersangka ini bisa dikatakan sepengatuan oleh IEG,” kata Setyo.
Dari praktik lancung itu, Noel disebut menerima Rp 3 miliar dan satu motor Ducati.
Nama IBM juga mencuat setelah Noel sendiri menyebutnya sebagai “Sultan”. Julukan itu muncul ketika Noel diperiksa usai terjaring operasi tangkap tangan (OTT) pada 20–21 Agustus 2025.
“IEG menyebut IBM sebagai ‘Sultan’, maksudnya orang yang banyak uang di Ditjen Binwasnaker dan K3,” ungkap Setyo. Dari tangan IBM-lah Ducati untuk Noel mengalir.
Tak berhenti di situ, IBM juga diduga menikmati aliran dana pemerasan hingga Rp 69 miliar sepanjang 2019–2024. Uang itu dipakai untuk berbagai kebutuhan pribadi, mulai dari belanja, hiburan, hingga pembayaran uang muka rumah.
Catatan LHKPN turut memperlihatkan lonjakan mencolok harta kekayaan IBM. Pada 2019, Irvian melaporkan kekayaan Rp 1,95 miliar. Dua tahun kemudian, pada laporan 2021, harta itu melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi Rp 3,9 miliar.
Kenaikan terbesar berasal dari kas dan setara kas yang mencapai Rp 2,21 miliar. Selain itu, aset kendaraan juga berganti dengan Mitsubishi Pajero 2016 senilai Rp 335 juta, serta tanah dan bangunan di Jakarta Selatan yang dicatat sebagai hibah tanpa akta senilai Rp 1,27 miliar.
Namun, penelusuran Kompas.com menunjukkan tidak ada laporan LHKPN IBM untuk periode 2023 dan 2024 di laman resmi e-LHKPN KPK.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan 11 tersangka, termasuk Noel dan IBM.
“KPK kemudian menaikkan perkara ini ke tahap penyidikan dengan menetapkan 11 orang sebagai tersangka, yakni IBM, kemudian GAH, SB, AK, IEG (Immanuel Ebenezer Gerungan), FRZ, HS, SKP, SUP, TEM, dan MM,” kata Setyo.
Kasus ini semakin menegaskan bagaimana praktik pemerasan di lingkungan Kemenaker tidak hanya melibatkan pejabat menengah, tetapi juga menyentuh kursi tinggi kementerian.
(*/rel)