Foto: Presiden Prabowo Subianto (dok. YouTube Setpres)
JAKARTA, ALINIANEWS.COM — Presiden Prabowo Subianto mengajak seluruh elemen bangsa untuk bekerja keras demi memperbaiki kehidupan rakyat, terutama kelompok kecil dan rentan. Dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Prabowo menegaskan bahwa esensi kemerdekaan adalah kesejahteraan rakyat.
“Setiap elemen negara Indonesia, marilah bekerja keras agar setiap anak Indonesia berangkat sekolah dan mendapat makan baik,” kata Prabowo.
Ia menekankan pentingnya menjamin kehidupan yang layak bagi semua warga, termasuk nelayan dan petani. Menurutnya, mereka harus kembali bangga menjadi tulang punggung bangsa.
“Kita ingin petani nelayan kembali bangga menjadi tulang punggung bangsa, menjadi produsen makanan, hidup petani dan nelayan kita harus baik, harus bagus,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Prabowo mengungkap rencana membangun 1.100 desa nelayan. Ia memperkirakan, program tersebut akan menyejahterakan jutaan warga pesisir.
“Tiap desa nelayan terdiri dari kurang lebih 2.000 KK, berarti di situ akan hidup 2 juta kepala keluarga, kalau 1 keluarga terdiri dari bapak ibu dan anak, berarti 10 juta orang akan hidup dengan baik. Ini akan kita wujudkan dalam waktu dekat, mereka juga akan membayar kembali investasi kita,” ungkapnya.
Tak hanya fokus pada sektor kelautan dan pertanian, Ketua Umum Partai Gerindra ini juga menyinggung kesejahteraan guru.
“Kita ingin guru-guru semangat mengajar karena dihargai. Kita ingin rakyat kecil bisa tersenyum karena tidak lagi takut sakit, tidak takut lapar, dan tidak takut anaknya tidak bisa sekolah. Kita harus cari lapangan kerja sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya,” ucapnya.
Prabowo kembali menegaskan, “Tujuan kita, tujuan kemerdekaan adalah ben wong cilik iso gemuyu (agar rakyat kecil bisa tertawa).”
Presiden juga membuka pintu bagi semua pihak, termasuk yang berada di luar pemerintahan, untuk terus memberi kritik.
“Karena itu marilah kita bekerja sama. Kita berbeda-beda boleh, tapi satu tujuan kita, silakan yang berada di luar pemerintah tidak ada masalah, terima kasih kita butuh koreksi, kita butuh pengawasan, kita butuh kritik,” tegasnya.
Meski mengakui kritik kadang terasa berat, Prabowo menilai hal itu tetap perlu untuk kemajuan bangsa.
“Walaupun kadang-kadang kritik itu menyesakkan juga ya, tapi nggak ada masalah, jangan berhenti kritik,” katanya.
Kepada partai dan tokoh di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), Prabowo juga memberi pesan khusus untuk menjaga soliditas dan tidak merasa kebal hukum.
“Saya juga minta dari koalisi, koalisi kita tetap di dalam koalisi, harus berani mengawasi, harus berani koreksi,” ujarnya.
“Tidak boleh ada yang merasa lebih kuat dari hukum, tidak boleh ada yang merasa tidak dapat diatur, tidak dapat diperiksa,” tandasnya.
(*/rel)