spot_img
spot_img

EDITORIAL: QRIS, Jembatan Digital UMKM Menuju Kedaulatan Ekonomi

ALINIANEWS.COM. QRIS—Quick Response Code Indonesian Standard—bukan lagi sekadar alat pembayaran digital. Ia telah menjelma menjadi jembatan penting yang menghubungkan ekonomi akar rumput Indonesia dengan lanskap global yang kian terdigitalisasi. Pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bahwa 39,3 juta UMKM telah menggunakan QRIS dari total 57 juta pengguna pada semester pertama 2025, bukan sekadar statistik. Ini adalah lonceng perubahan besar dalam struktur ekonomi nasional.

Di tengah ketatnya persaingan global, keberhasilan UMKM Indonesia masuk ke ranah digital melalui QRIS adalah pencapaian monumental. UMKM selama ini identik dengan keterbatasan—akses pasar, permodalan, teknologi, dan informasi. Namun QRIS membalik paradigma itu. Kini, warung, kedai kopi, hingga pengrajin lokal di pelosok negeri punya peluang yang sama untuk menjual produknya, bahkan ke luar negeri.

Lebih dari itu, QRIS lintas negara yang telah berlaku di Malaysia, Singapura, dan Thailand, dan akan menyusul di Jepang, China, hingga Arab Saudi, membuka jalan baru bagi produk lokal menembus pasar mancanegara. Ini bukan hanya tentang pembayaran, tapi tentang interkoneksi ekonomi dan diplomasi digital yang memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

Iklan

Pencapaian transaksi QRIS sebesar Rp 579 triliun dalam enam bulan juga menunjukkan perubahan perilaku masyarakat dalam bertransaksi. Transaksi non-tunai bukan lagi milik kelas menengah kota besar, tapi sudah menjadi bagian dari kehidupan ekonomi harian rakyat kecil.

BACA JUGA  Zahira Memohon: “Jangan Pisahkan Aku dari Mama” — Kisah Nur Amira, Perempuan Tanpa Kewarganegaraan di Sumatera Barat

Penerapan inovasi QRIS TAP (Tanpa Pindai) di sektor transportasi pun menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya ikut dalam arus digitalisasi, tapi juga membentuknya. Integrasi QRIS dengan layanan publik seperti transportasi dan pariwisata menandai babak baru dalam reformasi pelayanan dan smart city development.

Namun, semua ini tidak cukup jika tidak dibarengi dengan penguatan ekosistem digital yang adil dan inklusif. Pemerintah, swasta, dan masyarakat perlu memastikan bahwa infrastruktur, edukasi digital, dan perlindungan konsumen juga berjalan beriringan. QRIS akan kehilangan maknanya jika hanya menjadi simbol tanpa substansi pemberdayaan.

Maka, QRIS adalah lebih dari sekadar alat. Ia adalah tonggak menuju kedaulatan ekonomi digital Indonesia—di mana rakyat kecil terhubung, pelaku usaha kecil punya akses global, dan transaksi tidak lagi dibatasi oleh batas wilayah.

Ketika dunia bergerak ke arah digital, Indonesia telah memilih jalur yang tepat. Dengan QRIS, negeri ini tak sekadar ikut arus, tapi mengarahkan arus. Inilah saatnya kita tak hanya menjadi pasar digital dunia, tapi juga pemain utama dalam ekonomi digital global. (YURNALDI)

 

spot_img

Latest news

- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses