TANGKAPAN LAYAR FB ABDUL RAHMAN AGU
MINAHASA UTARA, ALINIANEWS.COM — Kapal Motor (KM) Barcelona 5 yang mengangkut ratusan penumpang dalam pelayaran dari Lirung, Kepulauan Talaud menuju Manado, terbakar hebat saat melintas di perairan Pulau Talise, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, pada Minggu (20/7/2025) sekitar pukul 14.00 WITA.
Insiden tersebut memaksa puluhan penumpang melompat ke laut dan berenang sekitar satu jam sebelum akhirnya diselamatkan oleh tim SAR gabungan. Hingga Senin pagi (21/7), jumlah korban jiwa mencapai lima orang, tiga di antaranya telah teridentifikasi.
Salah satu penumpang yang selamat, Alwina Inang, menceritakan detik-detik mengerikan saat kobaran asap mulai menyelimuti anjungan kapal. Ia adalah istri dari Kasat Lantas Polres Kepulauan Talaud, Christian M. Bersama puluhan penumpang lainnya, mereka segera terjun ke laut demi menyelamatkan diri dari kobaran api yang semakin membesar.
“Saya lagi makan bersama keluarga dari Kasat Reskrim Talaud, tiba-tiba kobaran asap sudah masuk di anjungan kapal. Kami langsung melompat ke laut,” ujarnya.
Menurut Alwina, sebagian besar penumpang tengah bersantai, makan siang atau tidur ketika kebakaran terjadi. Ia dan keluarganya berhasil bertahan sekitar satu jam di laut sebelum akhirnya dievakuasi ke Pulau Serei.
“Sekarang kami sudah ada di Pulau Serei di Minahasa Utara bersama sekitar 50 orang yang selamat. Sementara ada beberapa korban langsung dijemput mobil ambulans,” kata Alwina.
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menyatakan kebakaran terjadi saat kapal berada pada posisi koordinat 01°48.510’N / 125°00.701’E, tepat di timur Pulau Talise. Dalam keterangan tertulis, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Muhammad Masyhud menyatakan pihaknya langsung mengoordinasikan unsur SAR dan armada bantuan.
“Kami menerima laporan adanya kebakaran pada KM Barcelona 5 yang sedang dalam pelayaran. Saat ini kami telah mengoordinasikan sejumlah pihak untuk menangani situasi darurat tersebut,” ujar Masyhud.
Untuk mendukung upaya penyelamatan, sejumlah armada telah dikerahkan ke lokasi, di antaranya KN Bima Sena milik Basarnas, KN 331 dari PLP Bitung, KN Gajah Laut milik Bakamla, KM Barcelona 3 dan KM Venetian dari PT Samudera Pelayaran Indonesia, serta KM Chantika 9F milik PT Pelayaran Darma Indah.
“Posko penanganan telah kami dirikan untuk mengoordinasikan evakuasi dan langkah penanganan lanjutan. Sebagian penumpang berhasil dievakuasi ke Pelabuhan Likupang dan beberapa pulau terdekat,” tambah Masyhud.
Kasi Operasi Basarnas Sulut, Bagus Ngurah, menyampaikan bahwa jumlah korban jiwa sementara mencapai lima orang.
“Korban jiwa sementara yang pasti ada tiga orang, yang dua lagi kami masih melakukan pendataan dan mencari identitasnya,” kata Bagus, Senin (21/7/2025).
Tiga korban yang sudah teridentifikasi adalah Asna Lapea, Zakaria Tindigulangi, dan Juliana Gumolung. Sementara dua lainnya masih dalam proses identifikasi. Basarnas juga menyebutkan ada 571 penumpang di kapal, termasuk tujuh orang Anak Buah Kapal (ABK).
“Personel kami dan tim SAR masih standby di lokasi akan melakukan pencarian apabila ada laporan orang hilang atau pun yang akan dicari,” ujar Bagus.
Suasana haru menyelimuti Pelabuhan Manado, tempat keluarga penumpang menunggu dengan cemas. Beberapa di antaranya belum mendapatkan kabar apapun mengenai kerabat mereka.
“Di sana ada istri dan dua anak saya, yang satu masih sembilan bulan, satu lagi masih 10 tahun,” kata Novianus Lahapo, sambil menahan tangis. “Saya tak tahu nasib mereka kini, belum ada informasi sama sekali.”
Kisah serupa disampaikan oleh Kurnia, salah seorang warga yang mengaku dua adiknya berada dalam kapal nahas tersebut.
“Salah satu sudah mengabari selamat, sementara yang lainnya masih hilang kontak,” ucapnya.
Pihak pengelola kapal, melalui Humas KM Barcelona, Ridwan Fallugah, membenarkan adanya insiden tersebut.
“Iya benar. Ada insiden kebakaran,” kata Ridwan saat ditemui di Kantor Perwakilan KM Barcelona, Pelabuhan Manado.
Hingga saat ini, penyebab kebakaran KM Barcelona 5 masih dalam penyelidikan. Otoritas terkait masih melakukan verifikasi terhadap data penumpang dan korban untuk memastikan seluruh proses evakuasi berjalan menyeluruh dan transparan. (*/rel)